Recap Korea-Khitan War Episode 9 Part 1
|Korea-Khitan War adalah sebuah drama sejarah yang berhubungan dengan periode kedua dan ketiga Perang Korea-Khitan. Raja Hyeonjong dari Korea dan guru politiknya, Panglima Tertinggi Gang Gam Chan, menyatukan rakyat Korea dan memimpin perang melawan Khitan.
Recap Korea-Khitan War Episode 9 part 1
Episode 9 Korea-Khitan war dimulai di rumah Kang Gam-chan, di mana ia terlihat sedang berpamitan kepada isterinya. Isterinya terlihat sedang melipat baju dan terlihat seperti tidak peduli bahkan seandainya mati nanti di Khitan ia sungguh tidak peduli. Akhirnya Gam-chan berlalu. Isterinya diam-diam memperhatikan kepergian Gam-chan dengan muka agak khawatir. Begitulah mereka. Sebenarnya saling membutuhkan, namun isterinya enggan memperlihatkannya.
Dengan disaksikan Raja, Gam-chan pergi diiringi beberapa pengawal, untuk menghadap Raja Khitan. Melakukan negosisasi, menyerah secara palsu untuk mengulur waktu.
Sementara di benteng Seogyeong, para prajurit yang lari dari medan pertempuran sedang mendapatkan marah dari komandang benteng. Bagaimana mereka bisa lari meninggalkan senjata mereka. Kita tahu bahwa dalam perang, senjata-senjata ini sangat berguna. Bahkan jika ditinggalkan, itu hanya akan menguntungkan musuh.
Sementara itu Choi Sa-we Pemimpin tertinggi benteg Seogyeong, sedang berbincang dengan wakilnya. Sang wakil berkata bahwa orang-orang di benteng, dan para prajurit, sebagian adalah orang yang tidak terlatih. Mereka juga kehilangan semangat juang. Mustahil untuk bisa memenangkan perang. Ia menyarankan untuk meminta bala bantuan dari pasukan Timur Laut. Namun, Sa-we bilang bahwa sudah terlambat. Ia memperkirakan, malam ini benteng Sukju di Timur Laut akan runtuh. Jadi hanya mereka sendiri yang akan mempertahankan Seogyeong.
Sementara di kantor Lord Won, terjadi perbincangan serius di antara pejabat. Lord Won berpikir bahwa ini adalah pertempuran yang tidak akan mereka menangkan. Tiba-tiba pengawal datang dan mengatakan bahwa Raja mengutus Menteri Ritus Kang Gam-chan untuk nego dengan Raja Khitan. Lord Won heran dengan ini. Kenapa mengirim utusan di situasi ini?
Seonhwamun, Seonhwadang
Kang Gam-chan duduk berhadapan dengan petinggi-petinggi di benteng Seogyeong. Ia mengatakan bahwa rencananya ia akan membuat pernyataan menyerah palsu kepada Raja Khitan, untuk mengulur waktu. Memberi kesempatan kepada pasukan Timur Laut sampai di Seogyeong.
Lord Wan bertanya apakah Gam-chan berencana menipu Kaisar Khitan?
Kang Gam Chan, Wakil Menteri Ritus menjawab bahwa itu benar. Para prajurit di Timur Laut akan segera berangkat ke Seogyeong. Ia mencoba mengulur waktu sampai mereka tiba. Yang Mulia ingin menjaga Seogyeong dengan segala cara.
Lord Wan menjawab bahwa Ini adalah rencana yang berisiko. Apa yang akan dilakukan jika Khitan mencurigai maksud di balik kunjungan itu? Bagaimana jika mereka mengirim utusan ke Seogyeong untuk mencari tahu apakah Goryeo benar-benar berencana menyerah, lalu bagaimana?
Gam-chan yakin Lord Wan akan menangani ini dengan baik jika itu terjadi. Jika Khitan, benar-benar mengirim utusan untuk mencari tahu apa yang terjadi di Seogyeong, Lord Wan harus tangani mereka dengan bijaksana. Perlakukan mereka dengan baik dan dorong mereka untuk tinggal selama mungkin. Jika perlu, beritahu mereka bahwa Lore Wan telah diperintahkan untuk bersiap menyerah.
Lord Wan berkilah bahwa ia percaya Komandan Pengawas yang harus bertanggung jawab dalam hal ini, bukan dia. Komandan Pengawas adalah komandan tertinggi di Seogyeong saat ini.
Gam-chan mengatakan bahwa Komandan Pengawas sekarang akan pergi ke Gaegyeong. Ini adalah perintah Yang Mulia Raja. Raja berkata bahwa dia punya tugas berbeda untuk Komandan Pengawas.
Gam-chan berkata ia percaya bahwa semua orang akan melakukan pekerjaan dengan baik. Dia akan berangkat ke kamp Khitan sekarang.
Sementara itu di Kamp tentara Goryeo di Timur Laut. Seorang utusan istana datang. Ia membawa perintah Raja bahwa pasukan harus segera pergi ke Seogyeong bersama tentara, dan menghentikan pasukan Khitan maju ke selatan. Utusan itu menambahkan bahwa Raja berkata, mereka harus menjaga Seogyeong bagaimanapun caranya. Utusan itu kemudian pergi.
Dae Do Soo, Jenderal di Timur Laut segera memerintah Tak Sa-jung berangkat ke Benteng Seogyeong, dengan pasukan berkuda. Kepada asisten yang lain, ia memerintahkan untuk membawa prajurit yang tersisa dan bersiap berperang.
Kang Gam-chan dengan diiringi pengawal melihat ada kobaran api di bukit yang jauh. Ia bertanya apakah itu Benteng Sukju? Pengawal menjawab bahwa itu benar Benteng Sukju. Gam-chan mengerutkan dahi, dan menggumam bahwa sepertinya Sukju sudah terjatuh. Itu berarti bahwa tentara Khitan akan maju ke Seogyeong.
Tiba-tiba di jalan, mereka bertemu dengan sekumpulan tawanan Goryeo yang sedang dipermainkan pasukan Khitan. Pengawal Gam-chan bertanya apa yang harus kita lakukan. Gam-chan menyuruhnya menahan diri. Pasukan itu kemudian mendekat dan membawa mereka ke kamp Khitan.
Sementara di kamp Khitan, Yelu Longxu, Kaisar Khitan ke-6 senang karena benteng Sukju berhasil dihancurkan. Ia memerintahkan untuk segera maju ke Seogyeong begitu fajar menyingsing, jangan beri musuh waktu untuk mengatur nafasnya.
Kang Gam-chan, utusan dari Goryeo telah datang.Ia segera memperkenalkan diri bahwa ia adalah Kang Gam Chan, Wakil Menteri Ritus Istana Kerajaan Goryeo. Ia menyerahkan surat dari Raja Goryeo kepada Kaisar Khitan. Setelah membaca, Kaisar Khitan bertanya apakah yang tertulis di surat diplomatik itu benar?
Kang Gam-chan membenarkan itu dan melanjutkan bahwa kaisarnya ingin memberi penghormatan kepada Yang Mulia dan kerajaan Khitan. Jika Kaisar Khitan mengizinkan kaisarnya memberi penghormatan, kaisarnya akan segera mengunjungi Kaisar Khitan. Dan Kaisar Goryeo akan berlutut di hadapannya. Dengan muka sungguh-sungguh, ia melanjutkan dan memohon agar Kaisar Khitan mengizinkan kaisar Goryeo memberi penghormatan.
Melihat dan mendengar ini, para menteri Khitan senang dan berkata bahwa akhirnya Goryeo menyerah. Mereka semua memberikan selamat.
Namun Kaisar Khitan mengatakan belum. Dan ia bertanya kepada Gam-chan kenapa Raja Goryeo menyerah sekarang. Dan kenapa tidak menurut sejak awal? Kenapa dia berlutut sekarang?
Agak kaget juga Gam-chan mendengar pertanyaan ini. Dengan memantapkan diri, ia berkata bahwa itu semua karena pengkhianat Kang Jo. Saat pengkhianat Kang Jo mengancam kaisar muda Goryeo dengan pisau runcing, kaisarnya tidak dapat menuruti keinginan Kaisar Khitan.
Namun, kemudian Kaisar Khitan memimpin pasukan besar dan menghukum pengkhianat Kang Jo. Karena itu, Kaisar Goryeo dapat memenuhi keinginan kaisar Khitan tanpa khawatir sekarang.
Raja Khitan meragukan hal itu namun Gam-chan mengingatkannya bahwa sejak kaisar Goryeo, dia telah menunggu Kaisar Khitan mengumumkannya. Karena itu artinya Kaisar Khitan akan melindungi Goryeo. Seandainya kaisar Goryeo menerima janji kaisar Khitan yang agung untuk melindungi, dia tidak akan takut pada pengkhianat Kang Jo. Namun, karena kaisar Goryeo tidak dapat menerima pernyataan itu, dia tidak bisa mengumpulkan keberaniannya dan harus menahan diri di bawah bayang-bayang pengkhianat Kang Jo.
Xiao Paiya, jenderal Khitan merasa curiga dengan pernyataan Gam-chan. Ia mendesak rajanya untuk tidak mempercayai kata-katanya. Goryeo bukanlah negara yang bisa dipercaya. Pasukan Goryeo masih ditempatkan di banyak tempat. Aneh kalau kaisarnya bersedia menyerah. Ini sulit untuk dipahami. Pasti ada niat tersembunyi.
Gam-chan menyela bahwa para prajurit itu dipanggil untuk bertarung oleh pengkhianat Kang Jo. Mereka tidak bersalah. Ia terus mendesak Kaisar Khitan. Bahwa tentara itu akan dipulangkan kapan saja. Goryeo hanya meminta untuk memberi penghormatan.
Raja Kitan berkata, Kaisar Goryeo belum berlutut di hadapannya. Sampai Kaisar Goryeo berkunjung, Khitan harus terus maju.
Gam-chan kembali menyela, jika Khitan terus maju dan membunuh tentara Goryeo, tidak ada negara yang akan lagi berlutut di hadapan Khitan. Semua warga negara yang akan ditaklukkan oleh Khitan, akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan Khitan sampai akhir.
“Yang Mulia datang ke negeri Goryeo untuk menghukum pengkhianat Kang Jo. Dan Yang Mulia akhirnya menghukum pengkhianat itu. Jadi, untuk alasan apa, Yang Mulia terus maju?”
“Yang Mulia. Yang Mulia adalah kaisar sebuah negara besar. Yang Mulia adalah raja yang baik dan bijaksana yang telah mencapai tujuan besar dengan menghukum pengkhianat Kang Jo. Jadi, tolong tunjukkan belas kasihan pada kaisar muda Goryeo yang malang. Semua rakyat Goryeo akan selamanya hidup dengan kebaikan Yang Mulia di hati mereka. Dan para raja serta rakyat dari semua kerajaan juga akan puji kemurahan hati Yang Mulia dan menghormati Yang Mulia lebih dari sekarang. Tolong kabulkan permintaan utusan lama dari Goryeo ini.”
Raja Khitan mengerutkan kening, kemudian berkata,
“Baiklah. Saya adalah kaisar Khitan yang agung. Bagi mereka yang memohon belas kasihan, Saya akan menunjukkan kemurahan hati. Pergi dan beritahu Rajamu. Aku akan menerima penghormatannya, jadi suruh dia datang segera. Saya akan berhenti maju dan menunggu di sini.”
Gam-chan menjawab, “Yang Mulia. Tolong berhenti menjarah rakyat Goryeo. Mereka juga merupakan bawahan Yang Mulia sekarang.”
Raja Khitan meng-iyakan permintaan itu. Semua penjarahan akan dilarang mulai sekarang. Para tahanan juga akan diberi makanan hangat.
Gam-chan berterima kasih dan berkata bahwa ia akan langsung kembali ke Goryeo. Untuk menyampaikan kabar baik ini kepada kaisar.
Jenderal Khitan yang ada disamping Raja segera menyela, “Yang Mulia. Sepertinya itu ide yang buruk.”
Raja bertanya, “Ada apa kali ini, Komandan?”
Jenderal tua itu menjawab,”Utusan ini datang dengan keinginan raja Goryeo untuk memberi penghormatan. Setelah memberikan layanan yang luar biasa dengan menyampaikan berita kemenangan kita, jadi, biarkan dia tinggal di sini selama beberapa hari dan memberinya keramahtamahan yang hangat. Saya yakin ini adalah pilihan yang lebih baik.”
Raja setuju. Gam-chan segera menyela, “Tidak perlu, Yang Mulia. Saya bersyukur atas kebaikannya, tapi kaisar kami sangat menantikan berita ini.”
Terpaksa Gam-chan menerimanya.
Raja Khitan kemudian berkata, “Kalian semua, selamat menikmati sepuasnya. Kita, orang Khitan, telah menang.”
Para menteri dan pejabat yang ada di ruangan itu semua bersorak gembira.
Bersambung ke Recap Korea-Khitan War Episode 9 part 2