- Terbit pada
- • Jurnal
Kentut Pada Waktunya
- Penulis
-
-
- Pengguna
- faniri
- Artikel oleh Penulis ini
- Artikel oleh Penulis ini
-
Kentut memang sebuah anugerah. Dan senang kalau bisa kentut pada waktunya. Waktu bagaimana? Ya.. pas santai gitu-lah.. Sungguh ngga’ asyik kentut ketika habis wudlu dan sudah rapi mau sholat. Saya sering mengalami ini. Saya sendiri tidak tahu kenapa. Saat wudlu, saya sudah yakin bahwa perut saya sudah enak nih.. ga mungkin pengen kentut setelah ini. Eh.. giliran takbiratul ihram, perut tiba-tiba ga sehati dengan saya. Tiba-tiba pengen kentut saja.
Berkali-kali saya berhasil menahan ini (menurut keyakinan saya). Tapi, sebagai manusia, saya kadang khawatir, entah saat sujud, atau ruku’, kentut yang saya tahan itu keluar tanpa terasa. Atau, saya menjadi tidak peduli karena kesal. Masa sudah 2 kali wudlu, tiap mau sholat pengen kentut terus.
Saya ga tahu kenapa ini bisa terjadi. Mungkin karena saya suka ngopi. Terlalu banyak ngopi. Jadi banyak angin di perut saya. Terlebih, saya ngopi sambil bikin artikel kaya gini. Karena memang kerjaan menuntut saya harus duduk agar bisa mengetik dengan benar dan nyaman. Ga mungkin kan saya harus ngetik sambil berdiri atau ngangkang..
Saya jadi penasaran untuk menyelidiki hal ini lebih jauh. Apakah karena faktor usia? Karena selain masalah kentut ini, saya juga agak khawatir dengan kencing. Kencing saya ga tuntas seperti dahulu. Saya harus menekan area bawah buah “adek” saya, untuk memastikan kencing saya tuntas. Saya sungguh tidak mau dong, kena najis karena harus sholat.
Setelah beberapa kali mengalami ini, saya jadi tahu kenapa dulu kakek saya tiap kali kencing melepas semuanya. Sarung, celana, dan sempak. Ternyata, makin tua memang seperti ini. Atau, bisa jadi karena muda, saya tidak pernah memikirkan ini dan menganggap bahwa kencing saya tuntas. Sudahlah.. kok jadi ngomongin kencing sih..?
Jadi sekarang, kembali ke kentut, saya selalu berdoa saat wudlu, doa tambahan selain doa wudlu, bahwa semoga saya tidak pengen kentut waktu sholat. Ini sungguh sangat mengganggu dan membuat tidak nyaman.
Mengutip dari hellosehat, kentut atau dalam bahasa medis disebut dengan flatus adalah proses biologi yang normal, terjadi secara reguler serta rutin dan menjadi hal yang lumrah pada setiap orang. Justru terkadang pada pasien yang melakukan operasi pada bagian sistem pencernaan, kentut menjadi tolak ukur dari kepulihannya.
Kentut biasanya terjadi beberapa kali dalam sehari, dan semakin sering terjadi jika mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung gas. Tetapi rata-rata, seseorang melakukan kentut sebanyak 5 hingga 15 kali dalam sehari. Bahkan, ada orang yang mungkin saja kentut lebih dari 40 kali dalam sehari. Kondisi ini disebut dengan kentut yang berlebihan. Biasanya hal tersebut diakibatkan adanya permasalahan dalam sistem pencernaan. Alodokter menuliskan bahwa kentut lebih dari 20 kali sehari saja sudah menunjukkan adanya masalah kesehatan.
Dari definisi ini, saya jadi introspeksi dengan kesehatan saya sendiri. Saya jadi memikirkan apa yang saya makan, minum, dan lakukan hingga sering mau kentut setelah wudlu dan sudah mau sholat. Sepertinya, saya harus mulai menjadwalkan olahraga rutin dan menjaga pola makan.