Konfirmasi! Ada alasan untuk sebuah tindakan

Konfirmasi! Ada alasan untuk sebuah tindakan

Seandainya ada konfirmasi, mungkin tidak akan ada ghibah, ngglendeng, ngondo, etc … Tapi, karena kita suka dengan ini, maka terjadilah. Rantai ‘dosa berjamaah’ akan semakin meluas tak terkendali.

Seringkali, kita menerima ‘informasi’ hanya dari 1 orang saja, dan langsung menganggap itu sebagai sebuah kebenaran. Menganggap sebagai fakta. Bisa jadi karena pemberi informasi ini orang yang kita kenal baik, sahabat, bolo, saudara, teman baik dari teman baik kita, atau bisa karena si pemberi info ini saudara, teman-baik, bolo, dari orang yang diglendeng. Dikondo.

Alasan ini menjadi ‘senjata’ yang akan dipakai untuk menjawab, seandainya ada yang bertanya soal kebenaran informasinya.

Padahal, belum tentu. Apa yang kita anggap benar, belum tentu sebuah kebenaran.

Ada alasan untuk setiap tindakan. Itu bisa jelas terlihat, tapi mungkin juga tidak, dan atau mungkin juga si ‘orang’ sengaja menyembunyikan alasan itu.

Berbekal informasi dan alasan subyektif itu, yang belum pasti kebenarannya itu, orang yang mendapatkan informasi langsung membuat dosa berikutnya ketika ia secara sengaja menceritakan informasi itu kepada yang lain. Dan ini akan berlanjut menjadi lingkaran dosa berjamaah yang tidak berujung.

Bagi orang yang diglendeng, dikondo, diomong, ada beberapa akibat yang akan dialami.

Dosa berkurang

Ada kepercayaan bahwa saat kita dijahati, dosa kita berkurang. Saya juga percaya itu. Ini dengan catatan bahwa informasi yang tersebar itu bukan sebuah fakta. Tapi, hanya asumsi subyektif.

Tahu-tahu tidak disukai

Jangan kaget kalau tahu-tahu ada orang yang mlengos saat berpapasan dengan kita. Juga jangan heran kalau ketika dalam sebuah acara bersama, tiba-tiba kita merasa dijauhi. Kadang bahkan dianggap aneh.

Bagi kita yang merasa dibeginikan, jangan langsung membalas dan marah. Sebaiknya kita juga introspeksi diri. Ini bisa menjadi saat yang tepat buat kita untuk memperbaiki diri sendiri.

Bagi anda yang senang berbuat hal seperti di awal tulisan ini, cobalah untuk konfirmasi. Ada alasan untuk setiap tindakan. Jangan hanya percaya sebuah berita atau informasi dari 1 orang saja. Lakukan eksplorasi. Bicaralah saat kita yakin bahwa apa yang kita bicarakan itu benar. Cobalah obyektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.